Menu Atas

Iklan

Senin, 07 Maret 2016, Maret 07, 2016 WIB
Last Updated 2019-02-01T21:25:22Z
EducationRubrik IslamSains

Fenomena Langka, Gerhana Matahari Total 2016 Hanya Terjadi Di Indonesia

Advertisement
Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari Total 2016 Hanya Terjadi Di Indonesia | Gerhana Matahari Total akan melintas di 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Indonesia merupakan negara satu-satunya yang dapat menikmati Gerhana Matahari Total.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup.

Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Selama ini fenomena Gerhana Matahari Total seringkali dikaitkan dengan kebutaan dan hal-hal yang lainnya. Berikut beberapa ulasan mengenai gerhana matahari total tahun 2016 ini yang saya rangkum dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat, khusunya buat saya pribadi.

Apa Itu Gerhana Matahari ?

Gerhana matahari merupakan peristiwa di mana posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar dan berada pada garis lurus.
Saat itu Bulan akan melintas diantara Matahari dan Bumi, untuk beberapa waktu cahaya Matahari ke Bumi akan terhalang bayangan Bulan. Ketika fase total itu terjadi bulan menutupi Matahari, akan tampak corona Matahari akan tampak seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi Bulan.

Gerhana Matahari Dapat Dilihat Dimana Saja?

Gerhana matahari Total pada 9 Maret mendatang akan terjadi di Samudra Hindia dan berakhir di Lautan Pasifik dekat dengan Hawaii AS. Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat menikmati gerhana Matahari Total di wilayah daratan.

Di Indonesia gerhana matahari Total akan melintasi 12 provinsi; mulai dari Sumatera Barat (Pulau Pagai Selatan), Sumatra Selatan (Palembang), Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung (Tanjung Pandan), Kalimantan Tengah ( Palangkaraya ), Kalimantan Timur (Balikpapan), Kalimantan Barat , Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah (Palu, Poso, Luwu), Maluku Utara (Ternate dan Maba). Tetapi jalur totalitas gerhana tidak melalui semua kota di provinsi.

Bagi Anda di luar wilayah tersebut dapat menikmati gerhana Matahari meski tidak total yaitu Medan (77,6%), Denpasar (76.44%), Makassar (88,54%), Jayapura (73.79%). Sementara untuk Anda di Jakarta dan pulau Jawa akan menyaksikan gerhana matahari sekitar 50-60 persen.

Negara- negara di kawasan Asia Tenggara juga dapat menikmati gerhana matahari sebagian.
Pemantauan Gerhana Matahari membutuhkan kondisi cuaca yang cerah dan lokasi dengan jangkauan pandangan yang luas, tanpa terhalang gedung yang tinggi dan pepohonan yang lebat. Yang paling cocok adalah di lapangan terbuka dan juga di tepi pantai.

Kapan Gerhana Matahari Mulai Terjadi ?

Gerhana Matahari akan terjadi selama dua sampai tiga jam. Tetapi Gerhana Matahari mencapai fase penuh hanya selama satu setengah sampai tiga menit. Di wilayah bagian barat Indonesia gerhana mulai terjadi pagi hari, mulai pukul 06.20 WIB, dan mencapai puncak gerhana pada 07.25 WIB. Gerhana Matahari akan berakhir pada pukul 08.35 WIB. Sementara di wilayah tengah Indonesia Gerhana Matahari Total akan terjadi pada pukul 07.25 WITA, dan wilayah timur pada 08.36 WIT.

Berapa Lama Gerhana Matahari Total Terjadi? 

Di wilayah yang menjadi pusat jalur gerhana, fase gerhana matahari total akan terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan Sumatera Barat, selama 1 menit 54 detik, dan yang paling lama yaitu di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, yaitu 3 menit 17 detik. Lalu berakhir di Samudra Pasifik dan Papua Nugini, selama 4 menit 9 detik.

Benarkah Saat Gerhana Menimbulkan Kebutaan?

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN, Thomas Djamaluddin, melihat gerhana matahari total dapat menimbulkan kebutaan merupakan mitos modern. Yang benar adalah cahaya Matahari sehari-hari dan ketika gerhana sama-sama berbahaya, untuk itu jangan melihat Matahari secara langsung karena dapat membahayakan mata, yaitu retina bisa rusak.

Dan jika Anda menatap sinar matahari dengan jangka waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan pada retina yang disebut dengan solar retinopathy. Gejalanya adalah titik-titik hitam pada pandangan mata Anda, dan itu sulit untuk dipulihkan.

Penyebabnya bisa jadi ketika fase total saat gerhana Matahari total terjadi, pupil mata membesar untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin karena suasana yang gelap. Tetapi ketika fase total berakhir dan bulan mulai bergeser, cahaya matahari akan terang kembali dan saat itu yang membahayakan mata.

Cara Melihat Gerhana Matahari Dengan Aman

Anda dapat menikmati gerhana Matahari dengan menggunakan kacamata khusus yang bisa mereduksi cahaya sampai 100.000 kali. Selain itu proyeksi lubang jarum dapat digunakan untuk melihat gerhana Matahari total. cara membuatnya; sediakan dua kertas HVS lalu lubangi salah satunya dengan jarum. Kemudian letakkan sejajar, satu menghadap Matahari, Anda akan melihat pantulan matahari di bagian kertas yang lainnya. Ketika fase total terjadi, gerhana dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi hanya beberapa menit saja.

Alat lain yang dapat digunakan untuk melihat gerhana yaitu kacamata hitam atau rol film untuk foto, dan juga bekas foto rontgen serta bagian dalam disket. Tetapi perlu diingat alat-alat tersebut hanya dapat digunakan untuk melihat gerhana dengan waktu yang tidak terlalu lama.

Cara lain yang dapat digunakan adalah melihat pantulan matahari di dalam ember ataupun kolam.
Atau yang paling aman Anda dapat menyaksikan siaran langsung gerhana Matahari total melalui situs internet, antara lain milik Observatorium Boscha Bandung.

Mitos Seputar Gerhana Matahari

Peristiwa gelapnya jagat raya ketika gerhana melahirkan banyak mitos di Nusantara. Secara garis besar cerita mitologi gerhana yang dituturkan dari generasi ke generasi memiliki kemiripan meskipun berasal dari daerah yang berbeda. Gerhana dianggap sebagai satu peristiwa dimana matahari dimakan oleh makhluk tertentu lalu penduduk bumi harus membuat bunyi-bunyian untuk mengusir makhluk tersebut.
Simak infografis di bawah ini mengenai mitos-mitos gerhana matahari yang ada di Indonesia :
Mitos Seputar Gerhana Matahari
credit :news.liputan6.com

Apa Yang Kita Lakukan Jika Terjadi Gerhana Matahari

Dalam Islam, gerhana bukan semata-mata fenomena alam dan kejadian antariksa, namun, sarat dengan nuansa religius.  Bahkan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar melakukan amalan ini ketika gerhana terjadi. Apa saja amalannya? Berikut ulasannya.

1. Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda terkait dengan peristiwa gerhana. Rasul menjelaskan bahwa tentang banyak hikmah dibalik kejadian tersebut. Dalam hadis riwayat Bukhori-Muslim Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Maka jika kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan shalatlah.” (Bukhori-Muslim)

2. Mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid
Amalan lain yang bisa dilakukan saat terjadi gerhana adalah salat berjamaah di masjid. Rasulullah SAW selalu melakukan hal demikian saat terjadi gerhana.

Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).

3. Wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum pria di masjid
Ternyata kaum wanita juga boleh ikut salat bersama dengan kaum pria saat terjadi gerhana. Dari Asma` binti Abu Bakr, beliau berkata,

“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)

4. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah
Saat terjadi gerhana, maka muslim diisyaratkan untuk memanggil muslim yang lain agar menunaikan salat gerhana. Namun berbeda dengan adzan biasanya, seruan salat gerhana hanya  berlafadz Ash Shalatu. Jami’ah’ Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan bahwa pada masa Rasulullah pernah terjadi gerhana.

“Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901).

5. Berkhutbah setelah shalat gerhana
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan saat terjadi gerhana adalah berkhutbah setelah salat gerhana. Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa setelah salat gerhana dan matahari mulai tampak, maka Rasulullah SAW langsung berdiri dan berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”