Advertisement
Talas Beneng Pandeglang Sebagai Sumber Pangan Alternatif | Bicara masalah talas tentunya pikiran kita langsung tertuju kepada kota hujan alias Bogor karena tidak dipungkiri lagi talas Bogorlah yang paling terkenal karena rasa dan keunikannya. Sama halnya jika kita bicara ubi pasti ubi Cilembulah jagoannya karena ubi Cilembu mempunyai tekstur yang berberbeda disbanding dengan ubi-ubi di daerah lain di Indonesia.
Kembali kepada pembahasan awal masalah talas ini, ternyata ada satu daerah lagi yang mempuyai talas unik dan berbeda dengan talas daerah lain, talas ini dinamakan dengan talas “BENENG”, ingat yah bukan talas oneng hehe…..
Talas ini sendiri saat ini telah di kembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Banten dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Mengapa talas ini dikenal dengan nama beneng? Beneng sendiri adalah merupakan singkatan dari besar dan koneng yang artinya berukuran besar dan berwarna kuning karena memang talas ini berukuran jumbo dan berbeda dengan talas pada umumnya.
Yang lebih membanggakan lagi, talas ini asli dari Kabupaten Pandeglang Provionsi Banten untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten selain komoditi beras dan ubi-ubian yang lain. Namun sayang talas ini kalah pamor dengan talas Bogor sehingga banyak warga Pandeglang sendiri yang banyak belum mengenal adanya talas Beneng ini.
Talas beneng merupakan jenis ubi-ubian asli Pandeglang yang penanaman dan pengelolaannya telah berhasil dikembangkan warga kelompok tani yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti keripik kue lapis dan bahan dasar penganan lainnya seperti unutk membuat tepung talas.
Pemda Banten sendiri tengah membudidayakan talas beneng untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten sehingga dapat menguatkan dan mengurangi kerawanan ketahanan pangan sehingga diharapkan masyarakat Banten tidak hanya tergantung kepada salah satu banan pokok saja seperti nasi.
Talas beneng memiliki karakteristik yang berbeda dengan talas dari daerah lainnya. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol. Selain kimpul, bagian utama yang dapat dimakan adalah batang.
Produk cookies yang dibuat dari tepung talas mempunyai ciri tekstur yang sedikit kurang renyah namun memiliki warna yang menarik. Untuk memperbaiki tekstur, tepung talas dapat dikompositkan dengan tepung Bimo. Tepung talas juga dapat dikompositkan dengan tepung lain untuk memperbaiki sifat-sifatnya atau memperkaya kandungan gizinya. Sebagai contoh, tepung talas yang dikompositkan dengan tepung pisang dan kacang hijau (perbandingan 50:30:20) lalu diolah menjadi breakfast meal memiliki nilai gizi yang cukup lengkap untuk sarapan.
Talas beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng yang menjadi ciri khas yang tidak dimiliki talas jenis lain.
Walaupun kadar oksalatnya tinggi, dengan perlakuan perendaman dalam garam dapat menurunkan kadar oksalat. Pengolahan tepung menjadi aneka produk akan memperluas pemanfaatan talas beneng dalam upaya mendukung ketahanan pangan. Saat ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor serta Badan Ketahanan Pangan Daerah dan Fakultas Pertanian Untirta Banten sedang mengembangkan potensi talas Banten (beneng) untuk lebih ditingkatkan lagi pemanfaatannya.
Adanya dukungan dari APBN melalui BKPD untuk kerjasama kemitraan antara BKPD dalam pengembangan pangan lokal diharapkan bisa memacu keragaman hasil pengembangan dan pemanfaatan produk talas beneng termasuk upaya memasyarakatkannya sehingga talas beneng menjadi talas Banten yang dapat meningkatkan citra daerah selain tentunya sebagai upaya penyediaan pangan bagi masyarakat.
Untuk meningkatkan citra talas beneng ini maka dalam berbagai kesempatan selalu dipromosikan produk pangan olahan kudapan berbahan baku beneng, agar semakin melekat di masyarakat bahwa Banten punya beneng, dan juga menekankan kepada pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang dan TP PKK nya agar tidak lupa untuk menghadirkan produk olahan beneng sebagai suguhan dalam berbagai kesempatan : brownies beneng, sambal kering beneng dan ikan teri, pudding beneng dan lainnnya. Hidup talas beneng !
Kembali kepada pembahasan awal masalah talas ini, ternyata ada satu daerah lagi yang mempuyai talas unik dan berbeda dengan talas daerah lain, talas ini dinamakan dengan talas “BENENG”, ingat yah bukan talas oneng hehe…..
Talas ini sendiri saat ini telah di kembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Banten dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Mengapa talas ini dikenal dengan nama beneng? Beneng sendiri adalah merupakan singkatan dari besar dan koneng yang artinya berukuran besar dan berwarna kuning karena memang talas ini berukuran jumbo dan berbeda dengan talas pada umumnya.
Yang lebih membanggakan lagi, talas ini asli dari Kabupaten Pandeglang Provionsi Banten untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten selain komoditi beras dan ubi-ubian yang lain. Namun sayang talas ini kalah pamor dengan talas Bogor sehingga banyak warga Pandeglang sendiri yang banyak belum mengenal adanya talas Beneng ini.
Talas beneng merupakan jenis ubi-ubian asli Pandeglang yang penanaman dan pengelolaannya telah berhasil dikembangkan warga kelompok tani yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti keripik kue lapis dan bahan dasar penganan lainnya seperti unutk membuat tepung talas.
Pemda Banten sendiri tengah membudidayakan talas beneng untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten sehingga dapat menguatkan dan mengurangi kerawanan ketahanan pangan sehingga diharapkan masyarakat Banten tidak hanya tergantung kepada salah satu banan pokok saja seperti nasi.
Talas beneng memiliki karakteristik yang berbeda dengan talas dari daerah lainnya. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol. Selain kimpul, bagian utama yang dapat dimakan adalah batang.
Pengembangan Produk Olahan Dari Talas Beneng
Talas Beneng dapat dijadikan menjadi tepung talas yang dapat diolah menjadi aneka produk yang meliputi produk kering, produk semi basah dan basah. Produk kering dapat dibuat dengan tepung talas 100% seperti cookies. Produk semi basah seperti brownies juga dapat dibuat dengan 100% tepung talas. Produk basah seperti kue lumpur dapat dibuat dengan campuran terigu atau tepung lainnya.Produk cookies yang dibuat dari tepung talas mempunyai ciri tekstur yang sedikit kurang renyah namun memiliki warna yang menarik. Untuk memperbaiki tekstur, tepung talas dapat dikompositkan dengan tepung Bimo. Tepung talas juga dapat dikompositkan dengan tepung lain untuk memperbaiki sifat-sifatnya atau memperkaya kandungan gizinya. Sebagai contoh, tepung talas yang dikompositkan dengan tepung pisang dan kacang hijau (perbandingan 50:30:20) lalu diolah menjadi breakfast meal memiliki nilai gizi yang cukup lengkap untuk sarapan.
Talas beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng yang menjadi ciri khas yang tidak dimiliki talas jenis lain.
Walaupun kadar oksalatnya tinggi, dengan perlakuan perendaman dalam garam dapat menurunkan kadar oksalat. Pengolahan tepung menjadi aneka produk akan memperluas pemanfaatan talas beneng dalam upaya mendukung ketahanan pangan. Saat ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor serta Badan Ketahanan Pangan Daerah dan Fakultas Pertanian Untirta Banten sedang mengembangkan potensi talas Banten (beneng) untuk lebih ditingkatkan lagi pemanfaatannya.
Adanya dukungan dari APBN melalui BKPD untuk kerjasama kemitraan antara BKPD dalam pengembangan pangan lokal diharapkan bisa memacu keragaman hasil pengembangan dan pemanfaatan produk talas beneng termasuk upaya memasyarakatkannya sehingga talas beneng menjadi talas Banten yang dapat meningkatkan citra daerah selain tentunya sebagai upaya penyediaan pangan bagi masyarakat.
Untuk meningkatkan citra talas beneng ini maka dalam berbagai kesempatan selalu dipromosikan produk pangan olahan kudapan berbahan baku beneng, agar semakin melekat di masyarakat bahwa Banten punya beneng, dan juga menekankan kepada pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang dan TP PKK nya agar tidak lupa untuk menghadirkan produk olahan beneng sebagai suguhan dalam berbagai kesempatan : brownies beneng, sambal kering beneng dan ikan teri, pudding beneng dan lainnnya. Hidup talas beneng !