Advertisement
image : rappler.com |
Jilbab adalah pakaian muslimah yang menutup aurat, sedangkan boobs adalah bahasa Inggris yang berarti (maaf) payudara. Jadi, jilboobs adalah model berpakaian muslim jilbab tapi menonjolkan lekuk-lekuk tubuh bagian depannya. Jadi bisa dikatakan walaupun mereka bermaksud menutupi aurat namun masih 'telanjang'.
Saat ini banyak model pakain muslimah yang seperti itu. Memakai jilbab tapi bagian dada terlihat menonjol alias menampakkan lekuk-lekuk bagian dada dan bagian tubuh yang lainnya. Kita tidak bisa kemudian menyalahkan mereka seratus persen, bisa jadi karena mereka belum tahu betul tentang bagaimana berhijab secara syar'i dan islami. Atau bisa dikatakan ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang mengumbar aurat secara terbuka, minimal mereka ada itikad baik untuk menutup auratnya. Lalu apakah benar model pakaian yang seperti ini jika ditinjau dari sisi syariat Islam?
Kriteria Jilbab Yang Benar Sesuai Syar’i
Saat ini banyak sekali muslimah yang melengkapi pakaiannya dengan kerudung. Sebenarnya kalau bicara soal kerudung, Jilbab adalah pakaian wajib bagi para muslimah. Mungkin selama ini ada pemahaman yang salah antara jilbab dan kerudung yang perlu sedikit di luruskan. Kalau bicara tentang jilbab, sebenarnya kita sedang bicara tentang pakaian yang longgar yang menutup aurat dari kepala sampai kaki, termasuk didalamnya adalah kerudung yang menutupi kepala. Kerudung yang digunakan juga kerudung yang sesuai dengan apa yang sudah di gambarkan dalam Al Qur’an, yang panjang sampai menutupi dada seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 31,وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya (Indonesia: hijab) ke dadanya….”
Berjilbab yang ada saat ini lebih tepat kalau di kategorikan sekedar menutup kepala, tidak ada bedanya dengan memakai topi atau penutup kepala lainnya karena syarat berjilbab tidak terpenuhi. Model pakaian, jenis bahan, dan kerudung yang dipakai tidak mencerminkan berjilbab yang di tuntun oleh Allah dan RasulNya. Sehingga tidak bisa dikatakan berjilbab.Pakaiannya harus longgar tidak membentuk tubuh, kainnya cukup tebal dan tidak menampakan kulit, dan model yang tidak menyerupai pakaian pria.
Sayangnya para publik figur ikut mengacaukan ketentuan ini. Kondisi yang sudah salah kaprah menjadi semakin kacau dengan design yang di buat mengikuti trend yang ada. Banyaknya Muslimah yang mulai memakai kerudung mendorong para designer pakaian untuk ramai - ramai merancang pakaian Muslimah. Namun hanya sedikit yang masih memperhatikan syarat syar’i nya pakaian Muslimah. Selebihnya lebih memikirkan bagaimana produknya laku di pasaran.
Lalu hijab seperti apa yang benar atau yang syar’i itu. Hijab syar’i harus memenuhi kriteria yang sudah saya sebutkan diatas yaitu sebagai berikut:
1. Menjulur ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (tidak berbentuk potongan atas dan bawah, baik rok atau celana (seluar) panjang) sebab firman Allah SWT: ''Dan hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'', yaitu hendaklah diulurkan jilbabnya ke bawah sampai menutup kaki bagian bawah. Sebab diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ''Barang siapa mengulurkan pakaian karena sombong maka Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat.Ummu Salamah bertanya: 'Bagaimanakah wanita dengan ujung pakaian yang dibuatnya?' Rasulullah SAW menjawab: 'Hendaklah diulurkan sejengkal'. Ummu Salamah bertanya lagi: 'Kalau demikian telapak kakinya terbuka?' Maka jawab Nabi SAW: 'Jika demikian perpanjanglah sampai satu hasta dan jangan ditambah'.'' (HR Jamaah).Hadis ini menjelaskan bahwa jilbab diulurkan kebawah sampai menutup kedua kakinya. Meskipun kedua kakinya tertutup dengan kaus kaki atau sepatu, maka hal itu tidak menggantikan fungsi mengulurkan jilbab yang dihamparkan sampai ke bawah sehingga kakinya tidak tampak.
2. Bukanlah pakaian tipis sehingga warna kulit dan lekuk tubuhnya tampak. Dari Usamah bin Said Ra: ''Rasulullah SAW pernah memberikan kain qibthi (sejenis kain tipis). Kain ini telah beliau terima sebagai hadiah dari Dahtah Al Kalabi tetapi kemudian kain tersebut akan aku berikan kepada istriku, maka tegur Rasulullah kepadaku: ''Mengapa tidak mau pakai saja kain qibthi itu?'' Saya menjawab: ''Ya Rasulullah, kain itu telah saya berikan kepada istriku''. Maka sabda Rasulullah: ''Suruhlah dia mengenakan pula baju di bagian dalamnya (kain tipis itu) karena aku khawatir nampak lekuk-lekuk tubuhnya'' (HR Ahmad). Dan diriwayatkan pula dari Aisyah Ra (HR Abu Daud).
3. Bukanlah pakaian yang menyerupai laki-laki (seperti celana (seluar) panjang), tetapi bila sebagai tsaub/pakaian adalah boleh. Sebagai pakaian dalam, celana panjang tersebut panjangnya hendaklah lebih pendek daripada jilbab itu sendiri. ''Rasulullahmelaknat laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan melaknat wanita yang berpakaian seperti pakaian laki-laki.'' (HR Abu Daud).
4. Tidak memakai wangi-wangian yang sampai menyebarkan bau yang dapat menarik perhatian laki-laki. Sabda Rasul SAW: ''Siapa saja wanita yang memakai wewangian kemudian berjalan melewati suatu kaum dengan maksud agar mereka mencium harumnya, maka ia telah berzina.'' (HR Nasa'i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah).
Lalu, dimana letak tidak syar’i-nya jilboobs? Ya jelas sekali jawabannya. Ada beberapa point diatas yang tidak terpenuhi, yaitu pakaian yang longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh atau tidak ketat. Maka, sungguh benarlah sabda Nabi Muhammad SAW:
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak-lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR Muslim).
Maka, jika ada muslimah yang mau tetap dianggap sebagai ummatnya Rasulullah SAW, maka segera tinggalkan cara berpakaian ala jilboobs ini dan pelan-pelan mengikuti berhijab seperti apa yang disyariatkan oleh islam. Semoga bermanfaat dan happy blogging...