Menu Atas

Iklan

Sabtu, 12 April 2014, April 12, 2014 WIB
Last Updated 2019-02-01T21:25:23Z
EducationOpini

Masa Depan Negeri Ini Cuma Dua Puluh Ribu Rupiah Saja

Advertisement
politik uang
gambar dari sini
Masa Depan Negeri Ini Cuma Dua Puluh Ribu Rupiah Saja | Pesta demokrasi pemilihan anggota legislative uasai sudah. Banyak prediksi yang sepertinya tidak jauh melenceng dari perkiraan banyak pengamat. Partai mana yang akan meraup suara banyak dan partai mana yang diprediksi bakal melempem di pemilu tahun ini. Namun usainya pemilihan ini tidak lantas usai juga masalah-masalah klise yang akan terus ada sampai kapanpun pemilu di negeri ini. Apalagi kalau bukan jual belu suara alias money politik.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika ini adalah hal wajib dalam setiap perhelatan pemilu, baik pemilihan kepala Desa, Bupati sampai Gubernurpun ada money politik ini. Kenapa bisa demikian, jawabannya karena masyarakat kita masih bodoh dan belum melek politik, tidak berfikir mau seperti apa negeri ini, mau seperti apa pemimpin-pemimpinnya dan lain sebagianya.

Harga masa depan negeri ini ternyata cukup murah, hanya dengan minimal dua puluh ribu saja suara-suara hati nurani sudah bisa terbeli. Malangnya negeri ini, suara ulama, suara para penyeru kebaikan sepertinya tidak digubris sama sekali. Buta dengan uang selembar dua puluh ribuan saja banyak dari saudara kita menggadaikan masa depan negeri dengan menyerahkannya kepada calon-calon legislative yang tidak jelas latar belakang kesalihan agamanya.

Padahal jika melihat dari partinya, sudah jelas siapa mereka dan bagaimana kesalihan mereka. Kasian partai-partai islam yang ditinggalkan pemilihnya dan lebih silau dengan dunia yang sesaat tanpa mau berfikir panjang. Entah sampai kapan negeri ini akan terbebas dari kebodohan politik. Suara kebaikan sepertinya tidak didengarkan lagi. Kasian partai-partai islam yang ditinggalkan pemilihnya hanya karena uang.

Negara kita beragama mayoritas islam namun partai islam bagaikan anak ayam yang mati dilumbung padi. Padahal sudah jelas :

لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَمِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَا     
وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِير     
Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu). (QS  ALI IMRAN : 28)

Jadi dalam hal ini apabila masih ada  orang islam sebagai pilihan, maka orang islam itulah yang lebih baik dipilih sebagai wali atau pemimpin ataupun orang kepercayaan.  Tentu kita akan bertanya mengapa demikian ?  Jawabnya adalah :  bahwa dalam pandangan ALLAH seorang mukmin lebih bisa dipercaya dalam  mengemban amanah , karena orang MUKMIN lah yang oleh ALLAH diharapkan menjadi umat pilihan, yaitu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang munkar (kejahatan).

Sudah saatnya kita bangkit dari kebodohan ini, sudah saatnya kita mendukung pemimpin-pemimpin yang satu aqidah dengan kita. Karena itulah jalan yang lebih baik untuk memakmurkan Negara kita yang kita cintai ini. Semoga Indonesia senantiasa diberikan peimpin-pemimpin yang amanah dan bisa bertanggung jawab dengan apa yang diembannya dihadapan manusia dan Allah kelak. Salah memilih adalah urusannya dunia akhirat…..

Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada pihak-pihak yang kurang enak dengan tulisan ini…