Advertisement
Gambar dari Google |
Padahal kalau kita melihat pertunjukan tari topeng dari Cirebon atau mungkin topeng Betawi biasanya para pemerannya menggunakan topeng. Tapi lain halnya dengan topeng monyet, apakah mungkin ini hanya istilah saja. Entahlah, atau mungkin dulunya monyet-monyet itu pakai topeng mungkin juga. Seperti tukang nasi goreng yang nama nasi gorengnya 'Bang Kumis', eeh ternyata yang punya tidak kumisan karena sudah dicukur, tapi tetap aja namanya nasi goreng bang kumis hehe....
Labih Jauh Tentang Topeng Monyet
Lebih jelasnya topeng monyet adalah sejenis kesenian yang melibatkan seorang pawang yang melatih monyetnya untuk melakukan berbagai aktivitas yang meniru tingkah laku manusia, misalnya mengenakan pakaian, menaiki motor-motoran kecil, berdandan dan pergi belanja. Selama saya nonton topeng monyet, ada hal unik yang selalu terdengan dari sang pawang, yaitu kenapa selalu saja nama Sarimin yang digunakan pada monyet yang beraksi. Kenapa tidak menggunakan nama lain, misalnya Dedy, atau si Boy misalnya, tapi kayanya akan terdengar aneh juga kali ya kalau topeng monyetnya bernama Boy. Nanti pawangnya teriak “Boy mau pergi ke pasar” hehehe..ngga lucu yah. Atau mungkin sudah biasa pakai kata Sarimin sepertinya. Sarimin kan biasanya nama orang desa, jadi mungkin topeng monyetnya dari desa maka namanya Sarimin.
Biasanya juga monyet yang melakukan atraksi-atraksi ini diiringi dengan musik yang dimainkan olah satu atau beberapa orang. Alat musik yang dimainkan biasanya berupa gendang kecil yang dimainkan dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain memegang tali pengikat monyet. Atau biasanya ada dua orang, yang satu memainkan gendang dan yang satu lagi memegangi monyet. Pertunjukan ini dimainkan secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di daerah kawasan permukiman. Penontonnya kebanyakan anak-anak. Karena itu, kedatangan rombongan topeng monyet selalu disambut gembira oleh anak-anak. Kegembiraan anak-anak ini menjadi rezeki bagi rombongan topeng monyet. Uang saweran dari warga merupakan sumber nafkah mereka menghidupi keluarga. Semakin monyet itu bertingkah semakin lucu, maka bisa jadi sawerannya tambah banyak. Begitulah kehidupan mereka mengais rezeki bersama monyet-monyetnya.
Topeng Monyet Berbahaya dan Mengancam Manusia
Mengutip dari Wikipedia, bahwa ternyata monyet-monyet itu dapat menimbulkan bahaya akibat kontak fisik antara kera dengan penonton – misalnya monyet mencakar penonton. Beberapa kontak dapat beresiko tergigit, tercakar, dan sebagainya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lisa Jones Engel dan kawan-kawan dari Pusat Penelitian Primata, University of Washington, Amerika Serikat yang memeriksa darah dari 20 kera topeng monyet di Jakarta. Mereka menemukan bahwa sekitar setengah dari kera-kera yang diperiksa tersebut positif terkena simian foamy virus (SFV), retrovirus pada primata yang ditengarai tidak menularkan penyakit pada manusia. Dua dari kera-kera yang diperiksa positif simian retrovirus (SRV), yang dapat menular ke manusia. Baik SRV maupun SFV adalah retrovirus, yang secara tipikal bergerak perlahan dalam tubuh inangnya, sehingga memerlukan waktu tahunan sebelum dokter mengetahui dampak virus tersebut.
Seekor kera yang diperiksa juga positif terkena virus simian T-cell lymphotropic, yang diyakini sebagai virus HTLV, nenek moyang virus primata yang menular pada manusia, yang kemudian diketahui penyebab leukemia. Seekor monyet positif terkena virus herpes B, diketahui sebagai CHV-1, yang jarang menjangkiti manusia. Tetapi, dari 40 kasus pada manusia, 80% rata-rata berakibat fatal.
Belajar pada banyak penelitian di kawasan Afrika, Engel juga mencurigai kemungkinan monyet penghibur jadi perantara HIV--penyebab AIDS pada manusia. Untuk tindakan preventif, cairan tubuh monyet jangan sampai terkena bagian tubuh yang terluka sewaktu monyet menggigit atau mencakar kulit.
Topeng Monyet Akan Ditindak Tegas
Dewasa ini atau bahkan sejak lama para Topeng Monyet sangat menjamur di kota-kota besar semisal Jakarta dan kota - kota besar lainnya di Indonesia. Sepintas mereka bertingkah lucu dan sangat menghibur anak-anak dan penonton dadakan itu. Namun menurut info yang saya dapat dari media, ternyata monyet-monyet itu mengalami kekejaman, penderitaan, kurang gizi, kurang makan, debu knalpot kendaraan sering berakhir pada kematian menghantui monyet - monyet yang dijadikan topeng monyet. Masyarakat dan instansi terkait belum banyak yang memperhatikan masalah ini.
Padahal Indonesia mempunyai Undang - Undang Kesejahteraan Satwa yang di terapkan pada KUHP pasal 302 dan Undang - Undang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya No 5 Tahun 1990, tetapi UU ini hampir tidak pernah diterapkan atau tidak ada ketegasan dari pelaksanannya.
Dan sepertinya ini kabar buruk buat penggiat alias pencari rezeki dengan mengandalkan monyet-monyet lucu ini. Pasalnya pemerintah sekarang akan mempertegas larangan ekploitasi satwa dan khususnya monyet-monyet lewat pertunjukkan topeng monyet. Seperti disampaikan oleh menteri Kehutanan,Zulkifli Hasan, bahwa Kementrian Kehutanan akan menindak tegas pertunjukkan topeng monyet ini. Namun sepertinya ini bukan perkara yang mudah, karena masyarakat sudah kadong menganggap bahwa ini adalah sebuag hiburan yang biasa, maka setidaknya harus ada sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat tingkat bawah agar meraka bisa membantu Kemenhut dan melaporkan jika ada tindak ekploitasi ini.
Pro dan kontra sepertinya akan terjadi tentang pelarangan topeng monyet ini. Namun itupun tergantung bagaimana tingkat sosialisasinya agar masyarakat memahami betul kenapa sampai topeng monyet ini dilarang. Dan akhirnya nanti topeng monyet akan tinggal kenangan dan menjadi sekedar cerita buat anak dan cucu kita. Nah bagaimana menurut sobat blogger semua, apakah setuju jika topeng monyet ini di larang oleh pemerintah dalam hal ini Kemenhut?
Semoga bermanfaat dan happy blogging…..