Advertisement
Pelatihan Kurikulum 2013 di MTs Ibad Ar Rahman Cimanuk, Pandeglang | Mulai Tahun Pelajaran 2014/2015 ini pemerintah sudah menggulirkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 atau istilahnya adalah K-13. Sebelumnya kita sudah mengenal ada Kurikulum 2000, 2004, KBK dan KTSP. Namun kadang dari segi penerapannya sebenarnya tidak jauh berbeda dan hasilnyapun akan sama saja walaupun apapun kurikulum yang di terapkan. Namun sejenis mahluk apakah kurikulum 2013 ini? Nah pada postingan kali ini saya sedikit membahas apa itu kurikulum 2013 dan ditinjau dari berbagai aspek baik itu kekuarangan atau kelebihannya dan juga apakah kurikulum ini lebih baik dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP? Semoga pembahasan yang sedikit ini bisa memberikan perbendaharaan ilmu dan bermanfaat, terutama buat saya pribadi.
Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan. Sementara untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai dengan pilihan dari mereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib dan pilihan) terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis dari peserta didik usia 7 – 15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD dan SMP.
Jika diibaratkan kurikulum ini seperti mobil mewah milyaran rupiah dan sopirnya adalah para guru. Dan kurikulum ini ibarat seperti mobil mahal tadi, tapi tidak bisa jalan karena sopirnya sendiri tak bisa mengendarainya. Dan penerapan kurikulum ini ibarat memberi obat yang salah. Seharusnya guru-guru lah yang di beri obat dengan di upgrade kualitas cara ajar dan sebaginya. Agar dari hari kehari
Menurut beberapa pakar pendidikan, kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, lebih baik dibandingkan dengan kurikulum baru ini. Salah satunya terkait dengan penyamarataan sistem pendidikan. Jika KTSP itu mengakomodir masing-masing satuan pendidikan sesuai kondisi namun K-13 ini berlaku nasional sehingga inilah yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi keberagaman yang ada di Indonesia karena tidap daerah tentunya akan berbeda-beda kebutuhannya dan kemapuannya dalam mengembangkan kurikulum ini.
Selain kendala fasilitas mengajar, banyak juga sekolah yang mengeluhkan buku paket yang hingga saat ini belum diterima. Pemerintah sebelumnya menjanjikan buku paket Kurikulum 2013 akan ditanggung dengan dana BOS dan dibagi gratis ke sekolah. Namun, belum ada kejelasan kapan buku-buku itu akan disalurkan. Namun semoga hal ini tidak berkepanjangan menjadi kendala karena keberadaan buku paket sangatlah penting sebagai acuan untuk bahan ajar kepada siswa.
Satu hal lagi dalam menerapkan kurikulum 2013 ini adalah sistem penilaian yang memiliki terlalu banyak aspek. Dalam satu kegiatan, masing-masing anak harus dinilai rinci, melibatkan sepuluh aspek. Bayangkan kalau di kelas ada 30 murid. Waktu guru hanya akan habis untuk mengamati anak dan menilai aspek-aspek itu, Hal ini banyak dikeluhkan oleh para guru dalam penerapan K-13 ini karena tentunya mereka tidak hanya saja mengurusi nilai saja, masih banyak hal yang harus diselesaikan untuk membuat anak didik menjadi cerdas dan berkualitas. Penilaian Kurikulum 2013 memang menitikberatkan pada karakter dengan proporsi 60 persen karakter dan 40 persen akademis. Hal ini membuat para guru harus mencermati karakter tiap-tiap murid agar bisa memberi nilai dengan adil. Hanya saja aspeknya terlalu banyak sehingga menjadi rumit. Ditambah lagi, beda jenis kegiatan beda pula aspek yang harus dilihat.
Bertempat di Gedung Sarah komplek Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School dan diikuti oleh sekitar 25 orang guru MTs Ibad Ar Rahman yang merupakan guru tetap dan honorer acara berlangsung dengan tertib dan serius. Ini merupakan ilmu baru buat mereka yang tidak mungkin didapatkan di bangku perkuliahan. Semoga dengan acara ini para guru di MTs Ibad Ar Rahman bisa mengimplementasikan segala aspek yang terdapat dalam penerapan kurikulum ini.
Semoga bermanfaat dan happy blogging….
Apa Itu Kurikulum 2013?
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikpa disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan. Sementara untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai dengan pilihan dari mereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib dan pilihan) terutamanya dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat menengah yakni SMA dan SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis dari peserta didik usia 7 – 15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD dan SMP.
Apa Bedanya dengan Kurikulum Sebelumnya
Kunci kemajuan pendidikan di Indonesia ada di tangan guru-gurunya sehingga sebenarnya yang perlu ditingkatkan adalah kualitas guru. Jika kualitas guru bagus, kurikulum macam apa pun, bahkan tanpa kurikulum sekali pun, anak-anak didik yang dihasilkan pasti baik. Apalgi jika guru-guru kita saja tak siap menjalankan kurikulum baru ini, maka sudah dipastikan bahwa kurikulum 2013 ini akan sama saja hasilnya dengan kurikilum sebelumnya bahkan mungkin tidak lebih baik.Jika diibaratkan kurikulum ini seperti mobil mewah milyaran rupiah dan sopirnya adalah para guru. Dan kurikulum ini ibarat seperti mobil mahal tadi, tapi tidak bisa jalan karena sopirnya sendiri tak bisa mengendarainya. Dan penerapan kurikulum ini ibarat memberi obat yang salah. Seharusnya guru-guru lah yang di beri obat dengan di upgrade kualitas cara ajar dan sebaginya. Agar dari hari kehari
Menurut beberapa pakar pendidikan, kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, lebih baik dibandingkan dengan kurikulum baru ini. Salah satunya terkait dengan penyamarataan sistem pendidikan. Jika KTSP itu mengakomodir masing-masing satuan pendidikan sesuai kondisi namun K-13 ini berlaku nasional sehingga inilah yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi keberagaman yang ada di Indonesia karena tidap daerah tentunya akan berbeda-beda kebutuhannya dan kemapuannya dalam mengembangkan kurikulum ini.
Kendala-Kendala Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang menekankan kegiatan interaktif di kelas ternyata menemui kendala saat diterapkan di lapangan. Tidak semua sekolah mampu menyediakan fasilitas yang bisa menunjang kegiatan itu. Misalnya ada kegiatan mencari informasi bersama di Internet lalu didiskusikan. Bagaimana guru bisa melakukan itu kalau sekolahnya saja tidak punya jaringan Internet dan infokus. Nah ini juga salah satu kendala dari penerapan kurikulum 2013 ini, tidak semua sekolah mempunyai fasilitas yang sama, apalagi di daerah-daerah yang terpencil. Pemerintah sepertinya melakukan generalisasi saat menyusun Kurikulum 2013. Padahal, kemampuan setiap sekolah berbeda-beda dalam menyediakan fasilitas penunjang.Selain kendala fasilitas mengajar, banyak juga sekolah yang mengeluhkan buku paket yang hingga saat ini belum diterima. Pemerintah sebelumnya menjanjikan buku paket Kurikulum 2013 akan ditanggung dengan dana BOS dan dibagi gratis ke sekolah. Namun, belum ada kejelasan kapan buku-buku itu akan disalurkan. Namun semoga hal ini tidak berkepanjangan menjadi kendala karena keberadaan buku paket sangatlah penting sebagai acuan untuk bahan ajar kepada siswa.
Satu hal lagi dalam menerapkan kurikulum 2013 ini adalah sistem penilaian yang memiliki terlalu banyak aspek. Dalam satu kegiatan, masing-masing anak harus dinilai rinci, melibatkan sepuluh aspek. Bayangkan kalau di kelas ada 30 murid. Waktu guru hanya akan habis untuk mengamati anak dan menilai aspek-aspek itu, Hal ini banyak dikeluhkan oleh para guru dalam penerapan K-13 ini karena tentunya mereka tidak hanya saja mengurusi nilai saja, masih banyak hal yang harus diselesaikan untuk membuat anak didik menjadi cerdas dan berkualitas. Penilaian Kurikulum 2013 memang menitikberatkan pada karakter dengan proporsi 60 persen karakter dan 40 persen akademis. Hal ini membuat para guru harus mencermati karakter tiap-tiap murid agar bisa memberi nilai dengan adil. Hanya saja aspeknya terlalu banyak sehingga menjadi rumit. Ditambah lagi, beda jenis kegiatan beda pula aspek yang harus dilihat.
Pelatihan Penerapan K-13 di MTs Ibad Ar Rahman Cimanuk, Pandeglang
Namun demikian Kurikulum 2013 sudah bergulir beberapa waktu lalu. Mau tidak mau dan harus mau kita harus tetap melaksanakannya terlepas dari kekurangan dan kendala dalam penerapannya. Oleh karena itu dalam rangka untuk lebih mengetahui apa itu Kurikulum 2013 ini, maka para Dewan Guru di MTs Ibad Ar Rahman Cimanuk Pandeglang mengadakan “Pelatihan Penerapan K-13 dan Sistem Evaluasi pada Pembelajarannya”. Acara ini berlangsung cukup singkat, hanya dua hari saja. Dengan pemateri yang cukup mampu menguasai di bidangnya, Pak Edi Prayitno, M.Pd (Calon doctor UNJ), salah satu guru terbaik di Provinsi BantenAcara Pelatihan Kurikulum 2013 di MTs Ibad Ar Rahman Cimanuk, Pandeglang |
Semoga bermanfaat dan happy blogging….